Mati Sajalah Kita Dikoyak-Koyak Kampus Peradaban
Juni 24, 2025
OPINI, Foxnesia.com - Suasana meja kopi yang hangat dan santai menjadi latar diskusi kami dengan teman-teman seperjuangan.
Dimana kami ingin menggambarkan kegelisahan dan kekecewaan kami terhadap kondisi pendidikan tinggi yang tidak sesuai dengan harapan.
Di balik tembok kampus yang seharusnya menjadi simbol pengetahuan dan pencerahan, realitasnya justru menunjukkan ketidakadilan, kebodohan, dan kehilangan arah.
Berdasarkan Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, yang menekankan pentingnya pendidikan tinggi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan memajukan peradaban bangsa.
Perlu berani berubah memperjuangkan nilai-nilai pendidikan, sesuai dengan amanat UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kampus UIN Alauddin Makassar yang seharusnya menjadi tempat untuk mencari kebenaran dan mengembangkan potensi diri, malah menjadi tempat untuk mematikan kreativitas dan inovasi.
Sistem pendidikan yang kaku dan tidak fleksibel membuat mahasiswa merasa terjebak dalam rutinitas yang tidak bermakna.
Kita dipaksa untuk mengikuti arus tanpa banyak pilihan, kehilangan esensi dari pendidikan itu sendiri.
Nilai-nilai akademis menjadi satu-satunya tolok ukur keberhasilan, sementara aspek lain seperti kreativitas, kritisisme, dan empati diabaikan.
Namun, narasi yang kami sampaikan ini menjadi panggilan untuk bangkit, untuk memperjuangkan kembali nilai-nilai pendidikan yang seharusnya menjadi landasan utama dalam membangun peradaban.
Apakah kita akan terus pasrah ataukah kita akan menjadi agen perubahan?
Kita bisa memulai dengan mengubah cara pandang kita tentang pendidikan, mempertanyakan status quo dan mencari alternatif, kita bisa menjadi lebih kritis dan kreatif dalam menghadapi tantangan.
Ketika ditanya temanmu tidak bisa membayar UKT kau salahkan siapa?
Kesulitan membayar UKT dari Advokasi data dilapangan dan diri pribadi sebabkan beberapa faktor ;
1. Sistem pendidikan yang tidak adil
2. Kebijakan kampus yang tidak fleksibel
3. Kebijakan pemerintah yang tidak mendukung
4. Faktor pribadi mahasiswa
5. Kondisi ekonomi keluarga yang tidak stabil
Tawaran solusi yang efektif kerja sama antara mahasiswa, kampus, dan pemerintah untuk menciptakan sistem pendidikan yang lebih adil dan mendukung.
Dengan demikian, kita bisa menciptakan kampus yang lebih manusiawi, yang tidak hanya menghasilkan lulusan yang pintar, tetapi juga memiliki hati dan jiwa yang baik.
Kampus yang menjadi tempat untuk mencari kebenaran, mengembangkan potensi diri, dan membangun peradaban yang lebih baik.
Jadi, apakah kita akan terus mati dikoyak kampus peradaban, ataukah kita akan bangkit dan menjadi agen perubahan? Pilihan ada di tangan kita.
Penulis : Rahim
(Mahasiswa UIN Alauddin Makassar/FSH 2022)
Tulisan Tanggung Jawab Penuh Penulis