Konflik Iran - Israel Potensi Perang Terbuka : Presma UINAM Angkat Bicara
Juni 19, 2025
MAKASSAR, Foxnesia.com - Eskalasi konflik Iran-Israel yang dimulai pada 13 Juni 2025 telah menimbulkan kekhawatiran serius akan potensi pecahnya perang terbuka di kawasan Timur Tengah. Presiden Mahasiswa UIN Alauddin Makassar menyoroti ancaman serius yang menimbulkan konflik berkepanjangan ini.
Operasi Singa Bangkit Memicu Eskalasi
Pada dini hari tanggal 13 Juni 2025, Israel mulai melancarkan serangan berskala besar terhadap sejumlah sasaran di berbagai wilayah di Iran. Nama sandi Israel untuk serangan ini adalah Operasi Singa Bangkit. Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke sejumlah lokasi strategis di Iran—termasuk fasilitas nuklir di Natanz dan Isfahan—yang diberi nama "Operation Rising Lion".
Serangan ini menandai sejumlah pejabat tinggi Iran dan memicu respons balik dari Teheran. Ketegangan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun akhirnya meledak menjadi konflik terbuka yang mengancam stabilitas regional.
Ancaman Perang Daerah
Pergerakan militer di Timur Tengah menunjukkan kesiapan sejumlah pihak menghadapi kemungkinan pecahnya perang regional. Situasi ini diperparah dengan keterlibatan proksi Iran seperti Hizbullah di Lebanon dan kelompok militan lainnya yang dapat memperluas cakupan konflik.
Masa depan perang Timur Tengah di tangan Israel. Jika Israel menyerang Iran, perang besar Timur Tengah tidak terelakkan. Pernyataan ini mencerminkan betapa kritisnya situasi saat ini dan potensi eskalasi yang dapat melibatkan negara-negara lain di kawasan.
Pernyataan Presiden Mahasiswa UIN Alauddin Makassar
Muh. Zulhamdi Suhafid, Presiden Mahasiswa UINAM Periode 2025-2026, mengungkapkan bahwa mahasiswa yang berasal dari kampus negeri Islam ikut merasakan mendalamnya terhadap potensi meluasnya konflik. “Apa yang kita saksikan hari ini bukan lagi sekadar ketegangan diplomatik, tetapi telah berkembang menjadi konflik militer nyata dengan potensi eskalasi menjadi perang terbuka regional,” ujar Zulhamdi
Lebih lanjut, Zulhamdi menjelaskan penerapan strategi dari konflik tersebut. "Operasi Singa Bangkit menandai titik balik dalam dinamika keamanan Timur Tengah. Iran dan Israel kini terlibat dalam konfrontasi langsung yang dapat menarik aktor-aktor regional lainnya ke dalam pusaran konflik."
Potensi Keterlibatan Aktor Daerah
Konflik Iran-Israel memiliki potensi untuk melibatkan aktor-aktor regional lainnya. Hizbullah di Lebanon, yang merupakan proksi Iran, telah menunjukkan kesiapan untuk terlibat dalam konflik. Situasi ini dapat memperluas cakupan geografis perang dan meningkatkan kompleksitas penyelesaian konflik.
“Yang ditimbulkannya adalah potensi efek domino. Ketika Iran dan Israel terlibat perang terbuka, sekutu negara-negara masing-masing pihak akan dipaksa mengambil posisi, yang dapat memicu konflik regional yang lebih luas,” jelas Zulhamdi
Ancaman Perang Dunia Ketiga
Jika eskalasi meningkat tajam maka konflik di Timur Tengah dapat menimbulkan meluasnya peperangan hingga ancaman perang dunia ke-3. Kekhawatiran ini bukan tanpa dasar, mengingat keterlibatan kekuatan besar dunia seperti Amerika Serikat, Rusia, dan China dalam dinamika geopolitik kawasan.
"Kita tidak boleh mengabaikan kemungkinan konflik ini berkembang menjadi perang proxy antara kekuatan besar dunia. Sejarah menunjukkan bahwa konflik regional dapat dengan cepat berubah menjadi konflik global jika tidak ditangani dengan bijaksana," tegas Zulhamdi
Wiw