FOXLINE NEWS
Mode Gelap
Artikel teks besar

Perjalanan Riset Tim PKM-RE UNHAS : Dari Laboratorium Hingga Potensi Selamatkan Ibu Hamil dari Anemia Defiensi Besi


MAKASSAR, Foxnesia.com - Tim SIMIC Delegasi Universitas Hasanuddin pada Program Kreativitas Mahasiswa-Riset Eksakta (PKM-RE) mengembangkan Riset Inovasi Penghantaran Obat ferrous sulfate dalam sistem Swellable Intestinal Microarray Capsule (SIMIC) untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak akibat anemia defisiensi pada ibu hamil.

Tim ini diketuai oleh Khusnul Humayatul Jannah S sebagai ketua (Farmasi 2022) dengan beranggotakan, Ainun Mustika Maharani (Farmasi 2022), Siti Sri Rejeki Nur Rahma (Farmasi 2022), Mir’atul Ginnayah (Farmasi 2023), dan Waode Ainun Anggraini (Kedokteran 2022). 

Riset dilakukan selama tiga bulan di Laboratorium Farmasetika dan Biofarmasi Universitas Hasanuddin dengan pendekatan true-experimental. 

Riset dari tim SIMIC dilatarbelakangi oleh pengalaman nyata salah satu anggota tim, yakni Waode Ainun Anggraini yang sempat memiliki pengalaman mendampingi ibu hamil.

Ibu hamil yang didampingi diketahui memiliki 2 orang anak yang saat ini sedang mengandung anak ketiganya. 

Diketahui bahwa ibu mengalami anemia defisiensi besi dan saat kehamilan mendapatkan tablet tambah darah yang diberikan oleh puskesmas. 

Namun, ibu mengalami kesulitan meminumnya karena jumlahnya yang terlalu banyak dan sang ibu merasa bahwa obat yang diminumnya justru membuatnya mengalami banyak tambahan keluhan seperti mual, muntah, dan konstipasi. 

Anemia defisiensi besi (ADB) merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu dan bayi di Indonesia. 

Menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan RI, prevalensi ADB pada ibu hamil meningkat dari 25,7% pada tahun 2022 menjadi 27,7% pada 2023, menunjukkan bahwa terapi konvensional yang tersedia belum cukup efektif dan optimal. 

ADB tidak hanya berkontribusi pada angka kematian ibu, tetapi juga memengaruhi kematian janin, kematian perinatal, dan risiko stunting pada anak.

Maka dari itu, tim peneliti dari Universitas Hasanuddin melakukan inovasi berupa SIMIC-FS.

SIMIC-FS merupakan kapsul inovatif yang terdiri dari tiga komponen utama: swellable intestinal agent (SI), implantable bilayer microarray (MI), dan lapisan kapsul berlapis Eudragit L100 yang hanya larut pada pH usus. 

Inovasi ini bertujuan meningkatkan bioavailabilitas FS dengan pelepasan bertahap yang dikendalikan oleh peristaltik usus, sekaligus mengurangi frekuensi konsumsi obat yang biasanya mencapai 90 tablet selama kehamilan, hal yang menjadi salah satu penyebab rendahnya kepatuhan ibu hamil dalam terapi FS konvensional.

Ketua tim SIMIC, Khusnul Humayatul Jannah S mengatakan bahwa pengembangan penghantaran ferrous sulfate melalui implant jarum yang kecil dan tajam bernama Implantable Bilayer mampu melepaskan obat secara sustained, sehingga mengurangi frekuensi penggunaan obat dan meningkatkan penyerapan obat. 

"Dari awal yang sederhana hingga menjadi inovasi yang menjanjikan, perjalanan riset ini adalah bukti nyata dedikasi ilmiah untuk kesehatan masyarakat yang lebih baik," ujarnya.

Kelima anggota tim tersebut pun, tetap berusaha semaksimal untuk menyelesaikan riset hingga akhir. 

Tim SIMIC berharap inovasi yang mereka kembangkan dapat berkontribusi sebagai landasan teori dalam pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang Kesehatan dan dapat menjadi inovasi penghantaran obat pada penderita anemia defisiensi besi pada ibu hamil dan berkontribusi dalam mengurangi angka kematian ibu dan anak.

Haeril
Tutup Iklan
Hubungi Kami untuk Beriklan