FOXLINE NEWS
Mode Gelap
Artikel teks besar

Kebakaran Smelter PT CNI di Kolaka Dikecam Mahasiswa : Belum Saja Diresmikan Sudah Insiden Lagi


KOLAKA, Foxnesia.com - Kebakaran hebat melanda fasilitas smelter milik PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) di Blok Lapao‑pao, Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Senin (04/08/25) siang.

Insiden ini terjadi saat fasilitas tersebut sudah melalui tahap commissioning/uji kalayakan namun belum di resmikan.

Asap hitam tebal membumbung tinggi dari area pabrik, sementara kobaran api tampak jelas dalam rekaman video berdurasi 34 detik yang tersebar di media sosial. 

Suara panik dan upaya evakuasi pekerja terdengar jelas, menunjukkan minimnya sistem tanggap darurat saat kejadian berlangsung.

Insiden ini langsung memantik respons dari kalangan pemuda lokal. Salah satunya adalah Fadil Musaffar, Mahasiswa asal Kecamatan Wolo yang saat ini menjabat sebagai Koordinator Wilayah Tiga Dewan Eksekutif Mahasiswa PTKI se-Indonesia. 

Fadil menilai insiden ini bukan kejadian tunggal, melainkan lanjutan dari pola kelalaian yang berulang di tubuh perusahaan.

“Belum juga diresmikan, sudah insiden lagi. Ini bukti bahwa keselamatan kerja di PT CNI masih sangat lemah. Warga Wolo tidak bisa terus menjadi saksi bisu dari proyek yang dibungkus sebagai pembangunan, tapi berkali-kali menghadirkan bahaya,” ujar Fadil.

Fadil sebelumnya juga sempat mengecam PT CNI saat terjadi kecelakaan kerja pada Januari 2025 lalu, yang menyebabkan satu pekerja jatuh dari ketinggian akibat kelalaian penggunaan alat pengaman. 

Saat itu, Fadil menuntut agar manajemen perusahaan bertanggung jawab dan memperbaiki seluruh sistem keselamatan kerja. Namun dengan terjadinya kebakaran hari ini, ia menilai tak ada pembenahan berarti.

Menurutnya, kejadian ini harus menjadi momentum evaluasi menyeluruh terhadap operasional PT CNI, khususnya sistem manajemen resiko dan perlindungan keselamatan kerja. 

Ia juga mendesak agar instansi pemerintah, mulai dari Dinas Ketenagakerjaan, KLHK, hingga pengawasan industri di tingkat provinsi segera turun tangan dan melakukan audit menyeluruh serta terbuka kepada publik.

“Sudah saatnya ada transparansi. Kami menuntut audit terbuka, evaluasi dari pihak independen, dan penyampaian hasil investigasi ke publik. Jangan sampai warga hanya tahu pabrik berdiri megah, tapi tak pernah tahu bahaya yang mengintai dari dalamnya,” kata Fadil.

Lebih lanjut, Fadil menyampaikan bahwa dirinya bersama elemen mahasiswa di wilayah Sulawesi Tenggara akan mengawal ketat perkembangan kasus ini. 

Ia bahkan membuka kemungkinan akan ada aksi solidaritas atau advokasi hukum jika perusahaan dan pemerintah tidak menunjukkan itikad baik dalam menangani insiden ini.

Hingga berita ini diturunkan masih sementara menghubungi pihak terkait untuk dimintai klarifikasi.

Haeril
Tutup Iklan
Hubungi Kami untuk Beriklan