FOXLINE NEWS
Mode Gelap
Artikel teks besar

Pendidikan dan Kewirausahaan


OPINI, Foxnesia.com - Pendidikan dan kewirausahaan merupakan dua elemen penting yang saling melengkapi dalam membentuk sumber daya manusia yang unggul, mandiri, dan adaptif terhadap perubahan zaman. 

Di era globalisasi yang penuh dengan tantangan dan persaingan, pendidikan tidak lagi cukup hanya mengajarkan teori dan pengetahuan akademik. Pendidikan harus mampu melahirkan individu yang kreatif, inovatif, dan memiliki keterampilan hidup, salah satunya melalui penguatan nilai-nilai kewirausahaan. 

Kewirausahaan bukan sekadar aktivitas ekonomi untuk mencari keuntungan, tetapi lebih dari itu, merupakan sikap mental dan keterampilan untuk melihat peluang, mengambil risiko, dan menciptakan solusi atas berbagai permasalahan. Dengan demikian, integrasi kewirausahaan ke dalam sistem pendidikan sangat diperlukan agar peserta didik tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi mampu menciptakan lapangan kerja bagi dirinya dan orang lain.

Pendidikan yang menanamkan nilai-nilai kewirausahaan akan membentuk karakter peserta didik yang mandiri, bertanggung jawab, dan berani menghadapi tantangan. Melalui pendekatan pembelajaran yang berbasis proyek, studi kasus, praktik langsung, dan pengalaman nyata, siswa dan mahasiswa dapat mengembangkan ide-ide bisnis dan menerapkannya dalam dunia nyata. 

Selain itu, pendidikan kewirausahaan juga melatih kemampuan berpikir kritis, komunikasi, manajemen waktu, dan kolaborasi, yang semuanya sangat dibutuhkan dalam dunia kerja dan masyarakat. 

Di Indonesia, berbagai upaya telah dilakukan untuk mengintegrasikan kewirausahaan dalam pendidikan, seperti pelatihan bisnis di sekolah menengah kejuruan (SMK), program inkubator bisnis di perguruan tinggi, serta lomba-lomba wirausaha muda yang mendorong munculnya generasi inovatif
Namun, dalam pelaksanaannya masih terdapat berbagai tantangan, seperti kurikulum yang belum sepenuhnya adaptif, kurangnya pelatihan bagi guru dan dosen di bidang kewirausahaan, hingga budaya masyarakat yang masih cenderung menganggap pekerjaan tetap lebih aman dibanding berwirausaha. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan kerja sama antara pemerintah, institusi pendidikan, dunia usaha, dan masyarakat. 

Pendidikan harus disinergikan dengan dunia industri dan pasar agar siswa tidak hanya dibekali teori, tetapi juga pengalaman nyata serta jejaring bisnis yang bisa mereka manfaatkan setelah lulus.

Kewirausahaan juga selaras dengan nilai-nilai luhur yang diajarkan dalam agama. Dalam Islam, semangat untuk bekerja, berdagang, dan berusaha merupakan bagian dari ibadah dan jalan untuk mencari keberkahan hidup. Sebagaimana dalam QS.An-Najm ayat 39:

ÙˆَاَÙ†ْ Ù„َّÙŠْسَ Ù„ِÙ„ْاِÙ†ْسَانِ اِÙ„َّا Ù…َا سَعٰÙ‰ۙ ۝٣٩
 Artinya: “Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya,” 

yang bermakna bahwa kesuksesan datang dari hasil usaha dan kerja keras. Bahkan Rasulullah SAW sendiri adalah seorang wirausahawan sukses sebelum diangkat menjadi nabi, yang menunjukkan bahwa kewirausahaan merupakan jalan hidup yang mulia dan terhormat.

Dengan demikian, pendidikan yang terintegrasi dengan kewirausahaan adalah fondasi penting dalam menciptakan generasi muda yang mandiri secara ekonomi, tangguh dalam menghadapi perubahan, dan mampu memberikan kontribusi positif bagi pembangunan bangsa. 

Pendidikan tidak hanya harus mencetak lulusan yang pandai secara teori, tetapi juga yang siap untuk berkarya, berinovasi, dan menciptakan peluang. Melalui sinergi pendidikan dan kewirausahaan, masa depan bangsa akan lebih cerah dan berdaya saing tinggi.

Penulis : Gina Ramadhani Paressa (UIN Palopo)

*Tulisan tanggung jawab penuh penulis*
Tutup Iklan
Hubungi Kami untuk Beriklan