Belajar Ikhlas dari Ibrahim, Belajar Peduli dari Raja Ampat
Juni 05, 2025
Ummu 'Athiyah Sudirman |
OPINI, Foxnesia.com - Dalam matematika, kita dapat menemukan fungsi-fungsi yang tampak sederhana dalam grafik tetapi sebenarnya sangat rumit.
Ada fungsi yang tampaknya konstan tetapi memiliki limit yang tak hingga pada titik-titik tertentu. Ini menjadi pengingat bahwa tidak semuanya yang terlihat tenang dan sederhana mudah untuk dipahami.
Beberapa memerlukan makna yang hanya bisa diperoleh melalui analisis yang lebih dalam.
Hal yang sama berlaku untuk manusia, seseorang yang tampak tenang, teratur, baik, dan nampak di luar, mungkin sedang sibuk mencoba mengatasi tekanan di dalam dirinya.
Momen Idul Adha yang dimana setiap orang memiliki cara mereka sendiri untuk merayakan dan jelas bahwa tindakan pengorbanan tidak selalu yang terlihat.
Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putranya, tetapi yang perlu diketahui adalah fakta bahwa ia tabah dan ikhlas menjalaninya.
Kalau sekarang, bentuk pengorbanan telah bermetamorfosis. Ambil contoh seseorang yang berjualan di pinggir jalan, ternyata mereka memiliki rekening prioritas dan sedang meyakinkan dirinya bahwa ia bisa menggunakan privilagenya dengan baik.
Atau seseorang yang tampak have fun sepanjang waktu tetapi ternyata sedang mencoba meyakinkan diri mereka bahwa mereka baik-baik saja dan mampu seperti kehidupan orang lain.
Seringkali, masyarakat kita cenderung menyimpulkan hal-hal terlalu cepat. Mudah untuk memberi label pada sesuatu atau seseorang dari tampilan luar saja.
Padahal dalam matematika pun untuk memaknai sebuah grafik, kita perlu melihat komponen lainnya, seperti range dan titik ekstrim.
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hajj ayat 37:
Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.
Ayat ini mengingatkan kita bahwa ibadah lahiriah tidak akan bermakna tanpa dasar niat dan nilai yang benar.
Nilai Idul Adha juga relevan dengan isu lingkungan saat ini, ancaman terhadap kelestarian Raja Ampat.
Wilayah yang dikenal sebagai salah satu ekosistem laut terkaya di dunia, dengan lebih dari 1.500 spesies ikan dan terumbu karang.
Namun, tambang dan infrastruktur yang tidak berbasis pada prinsip keberlanjutan, kini mulai mengancam kawasan tersebut.
Kita memiliki peran besar di sini. Dengan akses informasi yang luas, kita mampu mengambil langkah yang bijak, turut bersuara untuk hidup lebih baik.
Kesadaran adalah bentuk pengorbanan. Di moemn Idul Adha ini, kita diajarkan bahwa pengorbanan tidak harus selalu besar, tapi tentang pengorbanan, keikhlasan, dan kesabaran.
Penulis : Ummu 'Athiyah Sudirman
(Mahasiswa Pendidikan Matematika UNM dan Kader IMM UNM)
Tulisan Tanggung Jawab Penuh Penulis