Generasi Z dan Ketergantungan pada Informasi Digital
Mei 30, 2025
OPINI, Foxnesia.com - Dalam era yang ditandai dengan kemajuan teknologi yang pesat, Generasi Z yang terdiri dari individu yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012 menjadi kelompok masyarakat yang paling akrab dengan dunia digital.
Seiring dengan kemudahan akses informasi melalui internet dan media sosial, muncul fenomena baru : ketergantungan terhadap informasi digital.
Berbeda dengan generasi sebelumnya, Generasi Z tumbuh di tengah derasnya arus informasi. Dengan hanya bermodalkan smartphone dan koneksi internet, mereka dapat mengakses berita, hiburan, hingga pengetahuan akademik dalam hitungan detik.
Namun, kenyamanan ini juga memunculkan tantangan tersendiri.
Menurut survei yang dilakukan oleh Lembaga Riset Digital Indonesia pada awal 2025, sebanyak 78% responden dari kalangan Gen Z mengaku lebih percaya informasi yang mereka dapatkan dari media sosial ketimbang dari sumber berita resmi.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang penyebaran hoaks dan menurunnya kemampuan berpikir kritis.
"Generasi Z sangat cepat dalam menangkap informasi, tetapi kadang kurang dalam menyaringnya," ujar Dr. Nina Yuliani, pakar komunikasi digital dari Universitas Indonesia.
Ia menambahkan bahwa meskipun Gen Z memiliki kemampuan adaptasi teknologi yang tinggi, mereka juga rentan terhadap overload informasi yang dapat memengaruhi kesehatan mental dan kualitas keputusan yang mereka ambil.
Ketergantungan terhadap informasi digital juga memengaruhi gaya hidup. Banyak dari mereka merasa cemas jika tidak terkoneksi dengan dunia maya.
Sebuah fenomena yang dikenal dengan istilah FOMO (Fear of Missing Out). Aktivitas seperti membaca buku cetak atau berdiskusi tatap muka kini mulai tergeser oleh kebiasaan scroll media sosial.
Data menunjukkan bahwa 63% dari mereka lebih memilih untuk melakukan scrolling media sosial saat mengisi kekosongan. Aktivitas ini menjadi paling dominan dibandingkan dengan kegiatan lainnya.
Namun demikian, tidak semua dampak bersifat negatif. Di sisi lain, informasi digital juga membuka peluang besar bagi Generasi Z untuk belajar secara mandiri, berkreasi, dan membangun jejaring global.
Dengan bimbingan yang tepat, mereka dapat memanfaatkan dunia digital secara produktif dan bertanggung jawab.
Pemerintah dan lembaga pendidikan mulai menyadari pentingnya literasi digital sebagai kompetensi utama abad ke-21.
Beberapa sekolah dan universitas telah mengintegrasikan kurikulum literasi media dan informasi untuk membantu siswa mengenali berita palsu, memahami algoritma media sosial, serta mengelola waktu layar dengan bijak.
Semakin berkembangnya teknologi dan akses internet, kebiasaan generasi Z dalam menghabiskan waktu luang dapat diprediksi akan terus mengalami perkembangan. Media sosial tetap menjadi pilihan utama sebagai sarana hiburan, interaksi, dan mendapatkan informasi.
Generasi Z adalah wajah masa depan bangsa. Dalam menghadapi tantangan dunia digital yang terus berkembang, keseimbangan antara kecanggihan teknologi dan kebijaksanaan dalam menggunakannya menjadi kunci.
Literasi digital bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mutlak untuk menciptakan generasi yang cerdas, kritis, dan tangguh di era informasi.
Oleh karena itu, pentingnya bagi generasi muda untuk dapat mengelola waktu dengan penggunaan media sosial secara bijak agar tetap produktif dan seimbang dalam menjalani kegiatan sehari-hari.
Penulis : Nabila Fatika Sari Z
(Mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Negeri Palopo)
Tulisan Tanggung Jawab Penuh Penulis