FOXLINE NEWS
Mode Gelap
Artikel teks besar

Refleksi Sumpah Pemuda : Momentum Kaum Muda Menjawab Tantangan Zaman


OPINI, Foxnesia.com - Peringatan Sumpah Pemuda setiap tanggal 28 Oktober bukan sekadar seremonial tahunan. 

Lebih dari itu, ia adalah momentum reflektif bagi seluruh pemuda Indonesia untuk kembali menengok sejarah panjang perjuangan bangsa. 

Kita diingatkan bahwa eksistensi mahasiswa dan pemuda hari ini tidak dapat dipisahkan dari jejak pergerakan masa lalu. 

Kehidupan demokratis yang kita nikmati sekarang merupakan buah dari idealisme, keberanian, dan pengorbanan generasi muda terdahulu yang menolak tunduk pada ketidakadilan.

Namun, tantangan pemuda hari ini jauh lebih kompleks dibandingkan generasi sebelumnya. 

Di tengah derasnya arus globalisasi, kemajuan teknologi yang begitu cepat, serta dinamika sosial dan politik yang terus berubah, kaum muda dihadapkan pada polemik dan perubahan yang menuntut kemampuan beradaptasi luar biasa. 

Dunia bergerak dinamis, dan hanya mereka yang mampu beradaptasi dengan perubahanlah yang akan tetap relevan. 

Jika kita gagal menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman, maka kita akan tertinggal mati secara ide dan peran, tanpa meninggalkan makna di atas panggung sejarah bangsa.

Dalam konteks inilah, peringatan Sumpah Pemuda menjadi panggilan moral bagi generasi muda untuk terus mengasah diri, berpikir kritis, dan berkontribusi nyata. 

Indonesia saat ini tengah menatap cita-cita besar menuju Indonesia Emas 2045, sebuah proyeksi masa depan di mana bangsa ini diharapkan mencapai puncak kemajuan dan kemandirian. 

Berdasarkan data statistik, komposisi penduduk usia produktif atau kaum muda menjadi yang terbanyak dibandingkan kelompok usia non-produktif. Ini merupakan potensi demografis luar biasa sekaligus tantangan besar.

Kunci menuju Indonesia Emas 2045 tidak lain terletak pada kualitas sumber daya manusia muda Indonesia. 

Oleh karena itu, pengembangan kapasitas, peningkatan literasi digital, penanaman karakter kebangsaan, dan konsistensi dalam membangun sumber daya manusia unggul harus menjadi komitmen bersama. 

Pemuda bukan hanya harus cerdas secara intelektual, tetapi juga tangguh dalam moral, berdaya saing dalam kompetensi, serta berakar kuat pada nilai-nilai kebangsaan.

Sumpah Pemuda 1928 telah menjadi tonggak sejarah yang menyatukan perbedaan dalam satu cita: “Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa.” 

Kini, semangat itu harus diterjemahkan dalam konteks kekinian Satu Semangat untuk Kemajuan Bangsa. Generasi muda Indonesia harus menjadi pelopor perubahan, bukan sekadar penonton dari cepatnya arus transformasi global.

Sejarah telah membuktikan bahwa setiap perubahan besar selalu dimulai dari tangan-tangan muda yang berani bermimpi dan bergerak. 

Maka, di tengah momentum Sumpah Pemuda tahun ini, marilah kita meneguhkan komitmen: menjadi generasi yang adaptif, produktif, dan berintegritas agar perjuangan panjang pendahulu kita tidak berakhir sia-sia, dan cita-cita Indonesia Emas 2045 benar-benar menjadi kenyataan.

Penulis : Muhammad Ardiansyah
(Demisioner Ketua BEM Universitas Muhammadiyah Sidrap)

Tulisan Tanggung Jawab Penuh Penulis
Tutup Iklan
Hubungi Kami untuk Beriklan