Kapal Kecil di Laut Lepas
Agustus 23, 2025
OPINI, Foxnesia.com - Barangkali kita cuman sementara di jalan. Barangkali kita cuman sebatas singgah atau pindah berkala —kata Daniel Baskara Putra. Sementara tidak selamanya.
Hipokrit. Kita sama-sama mau tapi malu untuk memulainya. Awalnya kita berusaha merajut dengan saling memilah 'siapa dan untuk apa dia'. Saling menunjuk dengan senyum tipis, menolak dengan menunjuk 'siapa yang akan dipilih' dan menetapkan siapa orangnya. Akhirnya kita membentuk sebuah 'Rumah' yang tidak tahu akhirnya bagaimana.
Arahnya pun kita bingung mau mulai dari mana. Sebab kita akan berjalan lebih jauh yang akhirnya cuman untuk saling mengenal saja. Sebenarnya kita mau kemana dan untuk apa? Bingungkan.
Kita sudah memulainya, memilih untuk ber-KKN dan siap di tetapkan dengan siapa dan dimana pun itu. Anehnya kita sama-sama terima dan menyakini bahwa kita akan bisa menjalaninya bersama.
Perkenalkan mereka adalah Nurullailil Garrai Syarifuddin, Andi Resty Purnama Ashar, Ummu Jayida, Muh. Sahrul Gunawan, Rismawana, Faradilla Mulyansari, Syaira Putri Ramadhani, Andi Irmayanti, Muh. Arfah, Nur Halima, Husnaeni dan saya sendiri.
Mereka adalah manusia super yang sama-sama berharap kedepannya baik-baik saja selama ber-KKN.
Saya berterimakasih kepada mereka yang insya Allah kuat menjalani 45 hari di Desa Nepo, Kecamatan Mallusetasi, Kabupaten Barru. Tempat bermain BJ. Habibie Kecil.
Senyum manis yang tulus menyambut langkah pertama kami, seindah mawar merah yang bermekaran. Dari awal hingga saat-saat berlalu, kehangatan itu tak pernah pudar. Walau kadang 12 manusia ini menyebalkan.
Mereka asik, baik kalau lagi mood tapi menyebalkan juga kadang-kadang. Bukan kadang-kadang, tapi mereka sangat menyebalkan. Memberiku beban yang amat berat yang notabenenya saya sendiri tidak tau mau membawa mereka kemana dan untuk apa.
Sama seperti Maskapai yang menahkodai sebuah kapal, mereka tak mengenal siapa Maskapai tersebut. Kendati begitu, entah mengapa mereka percaya bahwa mereka akan berlabuh ditujuan yang mereka tuju.
Mereka tak memikirkan kencangnya ombak, derasnya hujan serta kencangnya angin di laut lepas. Tapi sekali lagi mereka percaya pada Maskapai itu —kayaknya.
Akankah kita kan berlayar ke tujuan yang selanjutnya atau kita akan tetap berlabuh di satu tempat saja? Atau seperti lirik 'Pindah berkala rumah ke rumah, berharap bisa berujung indah, walau akhirnya harus berpisah'
Kata Rismawana, kita harus percaya sama Maskapai itu dan mengakhiri apa yang kita sudah mulai.
"Sama-sama memilih untuk KKN jadi harus diselesaikan sama-sama juga toh," dengan nada Soft Spokennya.
Sejauh apapun mereka berlayar, mereka akan tetap bersama hingga akhir. Sederas apapun badai dan ombaknya, mereka akan tetap bersama hingga akhir. Katanya.
Seperti yang saya tanyakan di awal, sebenarnya kita mau kemana? Ke tempat yang kita tuju atau kita akan menuju ke hari yang dinantikan. Bersua dan bercerita tentang kita kala itu.
Saya menaruh harapan yang banyak untuk tempat singgah ini. Semoga kita saling merangkul, saling mengingatkan dan saling bertukar cerita satu sama lain. Walaupun saya sendiri sulit bercerita tentang diriku sendiri.
Terakhir, Terimakasih kepada bapak Muhammad Toaha selaku Kepala Desa yang sudah menerima dan mengarahkan kami selama ini. Terimakasih juga untuk Masyarakat Desa Nepo dan Karang Taruna yang sudah ikut serta membantu dalam menjalankan beberapa Program Kerja kami. Juga untuk Bocah-bocah nepo yang menghiasi siang dan sorenya kami dengan bertukar cerita selama di posko.
Penulis : Sappe
Mahasiswa KKN UIN Alauddin Makassar
*Tulisan tanggung jawab penuh penulis*